Dokter di Malang dilaporkan karena dugaan pelecehan, korbannya disebut mencapai empat orang
Pelaku bernama Ardhitya Yoga Pramantara disebut melakukan tindakan pelecehan ketika pemeriksaan, selain itu dia juga kerap mengirimkan pesan-pesan pribadi kepada para korbannya.

Ilustrasi pasien perempuan berkonsultasi kesehatan dengan dokter laki-laki. (Foto: iStock/Love portrait and love the world)
JAKARTA: Satu lagi kasus dokter cabul mencuat, kali ini di Malang, Jawa Timur. Pelaku yang bekerja di Persada Hospital dilaporkan karena diduga melakukan pelecehan pada 2022. Korban lain kemudian ikut bersuara, diduga total kini mencapai empat orang.
Seperti diberitakan kantor berita Antara, pelaporan dugaan pelecehan dilakukan pada Jumat pekan lalu (18/4) terhadap dokter berinisial AYP oleh korban QAR.
Pengacara korban, Satria Marwan mengatakan bahwa peristiwa itu sendiri terjadi pada 2022 lalu, namun QAR akhirnya memutuskan melapor karena tidak ada itikad baik dari pelaku yang membantah perbuatannya setelah korban membeberkan kasus ini di media sosial.
"Kami pikir dokter ini merasa bersalah dan menyerahkan diri, tapi nyatanya nggak. Jadi terpaksa kita mengambil upaya hukum, kita bikin laporan hari ini," kata Satria di Mapolres Malang Kota, pekan lalu.
Korban bernama lengkap Qorry Aulia Rachmah di akun media sosialnya mengatakan pelaku yang diduga melakukan pelecehan itu adalah dokter Ardhitya Yoga Pramantara.
Satria seperi dikutip Tempo mengatakan dugaan aksi pencabulan oleh Ardhitya terjadi saat Qorry sedang dirawat di ruang VIP rumah sakit pada 27 September 2022 karena mengalami sinusitis dan vertigo saat liburan di Malang.
Ardhitya ketika itu bukanlah dokter yang bertugas memeriksa Qorry, namun dia datang berpakaian kasual tanpa didampingi perawat, mengaku ingin melakukan pemeriksaan.
Qorry mengatakan Ardhitya memintanya membuka baju dan memeriksa dengan stetoskop. Saat memeriksa bagian dada, pelaku diduga sengaja menyentuh payudara korban dengan jarinya.
Korban yang merasa risih dan curiga juga sempat keberatan ketika Ardhitya diduga sengaja memotretnya ketika dalam kondisi setengah telanjang.
“Klien kami makin curiga karena dokter AYP menutup kain tirai ruangan pasien tanpa didampingi perawat perempuan selama pemeriksaan. Itu kan melanggar SOP (prosedur standar operasi) penanganan pasien,” kata Satria.
Usai peristiwa itu, Ardhitya kerap mengirim pesan yang bersifat pribadi ke nomor Qorry.
KORBAN DIDUGA EMPAT ORANG
Satria mengatakan bahwa kliennya bukan satu-satunya korban dugaan pelecehan seksual oleh Ardhitya. Diduga total ada empat orang yang telah menjadi korban.
Tiga korban lainnya, kata Satria, menyampaikan apa yang mereka alami kepada Qorry melalui media sosial. Ketiganya, kata Satria, diduga dicabuli oleh Ardhitya di rumah sakit yang sama, namun berbeda waktu kejadian.
Dikutip Tempo, korban lainnya adalah dua calon dokter dan seorang mantan pasien.
"Modusnya hampir sama, korban diminta meninggalkan nomor telepon, lalu dihubungi si oknum dokter hingga di-chat secara intens seperti ngajak nonton bareng, flirting, chat-chat spam,” ujar Satria yang mengaku siap memfasilitasi para korban.
Ardhitya sebagai terduga pelaku dilaporkan telah dinonaktifkan sementara oleh pihak Persada Hospital setelah kasus ini mencuat. Penyelidikan internal juga tengah dilakukan oleh pihak rumah sakit.
Menurut dokter spesialis forensik yang juga anggota Sub Komite Etik dan Disiplin Persada Hospital Galih Endradita, itu adalah langkah awal yang diambil rumah sakit untuk menyikapi dugaan kasus pelecehan tersebut.
"Sikap sementara yang kami ambil itu adalah yang bersangkutan dinonaktifkan dari semua pelayanan di Persada," kata Galih.
Kepala Polresta Malang Kota Komisaris Besar Nanang Haryono mengatakan pada Sabtu pekan lalu bahwa pihaknya masih melakukan proses penyelidikan terkait kasus dugaan pencabulan ini.
Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.