CNA Menjelaskan: Apa yang terjadi setelah Paus Fransiskus wafat hingga penerusnya terpilih?
Dengan wafatnya Paus Fransiskus, dunia Katolik memasuki masa berkabung sembilan hari. Para pemimpin Katolik dari berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia, akan berkumpul di Vatikan untuk memilih pemimpin yang baru.

Seorang warga berjalan melewati karangan bunga yang diletakkan di Nunsiatur Apostolik setelah wafatnya Paus Fransiskus, di Jakarta, Indonesia, 22 April 2025. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)
SINGAPURA: Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma sekaligus kepala negara Kota Vatikan, meninggal dunia di usia 88 tahun setelah sempat bertahan dari serangan pneumonia ganda yang serius.
Sri Paus asal Argentina tersebut sebelumnya menjalani pemulihan setelah lima minggu dirawat di rumah sakit, dan terakhir kali tampil di hadapan publik saat misa pada Minggu (20/4).
Siapakah seorang paus, dan kenapa ia figur yang penting?
Paus memimpin seluruh umat Katolik di dunia yang berjumlah lebih dari 1 miliar orang.
Ia mengepalai Takhta Suci, lembaga pemerintahan pusat Gereja Katolik serta Kota Vatikan yang merupakan sebuah negara berdaulat.
Dalam struktur organisasi Gereja Katolik yang berusia sekitar 2.000 tahun, paus menempati posisi tertinggi dalam hirarki rohaniwan—yaitu pria-pria yang mengabdikan hidupnya bagi tugas keagamaan:
a) Paus – satu-satunya yang mengenakan kopiah putih.
b) Kardinal – mengenakan kopiah merah dan membantu paus dalam berbagai bidang. Mereka umumnya tergabung dalam dewan atau komite khusus.
c) Uskup dan Uskup Agung – mengenakan kopiah ungu. Di beberapa wilayah besar terdapat beberapa uskup yang melapor ke satu uskup agung. Mereka semua memimpin komunitas Katolik di wilayah atau negara masing-masing.
d) Imam – tidak mengenakan kopiah. Mereka melayani di gereja-gereja setempat dan bertanggung jawab atas umat di gereja tersebut.
Istilah-istilah ini akan berguna untuk memahami apa yang terjadi berikutnya.

Apa yang terjadi setelah seorang paus wafat?
Di zaman sekarang, dokter yang memastikan kematian seorang paus, sama seperti orang pada umumnya. Tetapi secara tradisi, seorang pejabat senior Vatikan bernama camerlengo secara seremonial mengonfirmasi wafatnya paus.
Camerlengo biasanya melaksanakan tugas ini dengan mendatangi jenazah paus di kapel pribadinya dan memanggil namanya untuk membangunkannya. Ketika sang pontif (sebutan lain untuk paus) tidak merespons, cincin yang dikenakannya—yang digunakan sebagai segel dokumen resmi kepausan—akan dirusak atau dihancurkan, menandakan berakhirnya masa kepausannya.
Camerlengo kemudian menyegel apartemen paus dan menginformasikan kepada Dewan Kardinal—kelompok pemimpin senior Gereja—bahwa paus telah wafat.
Vatikan kemudian mengumumkan berita wafatnya paus kepada media internasional.
Selanjutnya dimulai masa berkabung selama sembilan hari yang disebut novendiale, sebuah tradisi yang berakar dari Romawi kuno.
Jenazah paus diberkati, dikenakan pakaian kepausan, lalu disemayamkan di Basilika Santo Petrus di Vatikan agar umat dapat memberikan penghormatan terakhir.
Secara tradisional jenazah disemayamkan di atas sebuah platform tinggi, tetapi Paus Fransiskus—yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio—meminta agar jenazahnya disemayamkan dalam peti terbuka.
Doa dan misa harian diadakan di basilika tersebut serta di seluruh dunia Katolik.
Pemakaman paus biasanya dilaksanakan di Lapangan Santo Petrus di depan basilika, sekitar empat hingga enam hari setelah wafatnya paus.
Menurut laporan Associated Press dan Reuters, jenazah Paus Fransiskus akan dimakamkan di Basilika Santa Maria Mayor di Roma. Gereja ini adalah salah satu favorit Fransiskus, menjadikannya paus pertama dalam satu abad terakhir yang dimakamkan di luar Vatikan.
Hampir seratus pendahulunya dimakamkan di Gua Vatikan, di bawah Basilika Santo Petrus.
Paus-paus sebelumnya dimakamkan dalam peti berlapis tiga yang terbuat dari kayu cemara, timah, dan kayu ek. Peti Paus Fransiskus akan menggunakan peti lapisan tunggal yang terbuat dari kayu dan seng.
Para paus juga dimakamkan mengenakan jubah merah darah, sebagai simbol pengorbanan diri demi iman dan umat.
Bagaimana mengartikan wafatnya Sri Paus, terutama bagi kita di Asia?
Menurut teolog awam asal Singapura, Dominic Nalpon, kematian paus memiliki arti penting bagi umat Katolik secara spiritual.
Kematian paus mengingatkan umat akan kelemahan dan kefanaan manusia serta akhir yang menanti semua orang. Kematian ini juga menjadi kesempatan untuk mendoakan dan berduka atas kepergian seseorang, serta mengingatkan akan kebangkitan Yesus Kristus dan harapan akan kebangkitan bagi semua orang di akhir zaman.
“Walaupun sebagian besar umat Katolik di Singapura tidak memiliki hubungan personal dengan paus yang sedang menjabat, mereka pasti memiliki ikatan spiritual, bahkan emosional, terutama dengan Paus Fransiskus, karena kunjungan terakhirnya serta kepribadian dan ajarannya,” ujar akademisi dari Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas di Roma ini.
Menurutnya, Paus Fransiskus membuat umat Katolik Asia merasa "diperhatikan", contohnya dengan menunjuk Korea Selatan sebagai tuan rumah Hari Orang Muda Sedunia pada tahun 2027, sebuah acara global di mana paus secara khusus menemui muda-mudi Katolik dari seluruh dunia.
Apa yang terjadi ketika tidak ada seorang paus?
Setelah paus wafat, Vatikan memasuki masa yang disebut sede vacante, atau dalam bahasa Latin berarti “kursi kosong”.
Selama periode ini, camerlengo mengurus administrasi harian, sementara Dewan Kardinal mengelola Gereja, tetapi tidak ada keputusan besar yang boleh dibuat sebelum paus baru dipilih.
Durasi sede vacante bergantung pada lamanya pemilihan paus baru melalui proses yang disebut konklaf, proses yang belakangan populer lewat film berjudul sama pada tahun 2024, serta dalam novel dan film seri Da Vinci Code.
Konklaf terlama dalam sejarah berlangsung pada tahun 1268, berlangsung hampir tiga tahun sebelum Paus Gregorius X terpilih, menurut jaringan berita Katolik EWTN Vatican - sementara yang terpendek terjadi pada tahun 1503, berlangsung hanya beberapa jam, menghasilkan terpilihnya Paus Julius II.


Bagaimanakah paus baru dipilih?
Paus baru biasanya dipilih dari antara para kardinal. Para kardinal dari seluruh dunia berkumpul di Kapel Sistina, Vatikan, dan dikunci di dalamnya hingga paus baru terpilih.
Kardinal yang berusia di atas 80 tahun tidak memiliki hak suara.
Menurut EWTN Vatican, para kardinal harus berkumpul dalam waktu 15 hingga 20 hari setelah wafatnya paus. Mereka memberikan suara melalui kertas suara yang kemudian dibaca, ditusuk, dan dirangkai dengan benang.

Jika satu nama mendapat dua pertiga suara, kertas suara dibakar dengan bahan kimia yang menghasilkan asap putih—tanda bahwa paus baru telah terpilih.
Jika belum ada paus terpilih setelah dua pemungutan suara, kertas suara dibakar dengan jerami basah menghasilkan asap hitam, menandakan pemilihan belum selesai.

Saat seorang kardinal menerima dua pertiga suara, ia akan ditanya apakah menerima hasil pemilihan. Jika menerima, ia memilih nama baru sebagai paus dan dikenakan jubah putih kepausan.
Paus baru kemudian diperkenalkan di balkon Basilika Santo Petrus.
Paus Fransiskus telah menunjuk hampir 80 persen kardinal yang akan memilih penggantinya, memperbesar peluang paus berikutnya melanjutkan kebijakannya yang progresif meski mendapat penentangan dari kelompok tradisionalis.
Namun, peluang paus asal Asia tetap kecil, kata Dominic, meski jumlah kardinal dari Asia mencapai rekor tertinggi dalam sejarah.
Kecuali Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina yang dianggap paling papabile—atau berpotensi besar menjadi paus—mayoritas kandidat kuat tetap berasal dari Eropa.
Laporan tambahan oleh Johannes Tjendro
Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.